Kulit bayi tergolong kulit sensitif yang bisa mengalami alergi jika terjadi kontak langsung dengan sesuatu yang menyebabkan alergi. Alergi pada bayi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bayi melepaskan histamin dan zat-zat lainnya untuk melindungi bayi. Pelepasan histamin tersebut menyebabkan reaksi peradangan dan menimbulkan gatal atau ruam pada kulit bayi.
Ruam pada bayi juga bisa disebabkan iritasi pada kulit bayi. Kamu perlu tahu ya kalau alergi dan iritasi itu beda. Biar kamu gak salah menilai mana yang alergi dan iritasi, kamu perlu tahu nih cara mengenali penyebab alergi pada kulit bayi.
Baca juga : Mengapa Bayi Lahir Prematur?
Air liur bayi bisa menyebabkan ruam di sekitar mulut dan dagu si kecil. Beberapa orang termasuk para ibu muda biasanya mengira kalau ruam tersebut merupakan reaksi alergi. Faktanya, ruam tersebut hanya reaksi iritasi dari air liur.
Gejalanya biasanya muncul bintil-bintil kemerahan di sekitar mulut yang juga bisa menyebar hingga leher dan dada si kecil. Kamu bisa mencegahnya dengan membersihkan area sekitar mulut setiap selesai makan dan menyusui.
Kamu gak bisa sembarang memberikan makanan pada si kecil, ya. Ada beberapa jenis makanan seperti telur, susu, gandum, kedelai, dan kacang tanah yang bisa menyebabkan ruam pada kulit bayi. Gejalanya bisa berupa kulit kemerahan, gatal, bahkan bisa bengkak pada lidah maupun bibir si kecil.
Ruam tersebut bisa menyebar ke daerah dada, perut, atau bagian tubuh bayi lainnya. Kalau bengkak pada bibir si kecil menyebabkan bayi sulit bernafas, maka kamu harus segera konsultasi ke dokter, ya.
Reaksi pada sabun, losion, dan deterjen adalah bentuk dari iritasi pada kulit bayi. Sabun yang dipakai mungkin mengandung bahan kimia yang gak cocok dengan kondisi kulit bayi.
Kamu harus segera mengganti sabun, losion, atau deterjen jika menimbulkan ruam pada kulit bayi. Utamakan memakai produk hypoallergenic atau produk bebas aroma. Kamu juga bisa konsultasi pada dokter anak untuk tahu jenis produk yang tepat untuk dipakai si kecil.
Baca juga : Kenapa Menggendong Bayi di Sebelah Kiri?
Sumber : www.perdoski.org